Rabu, 01 Januari 2014

Cerpen Anak - Akibat Usil

Ini adalah cerpen karangan saya sendiri. Ini adalah pengalaman pribadi saya dan pasti dari kita semua juga mengalami hal yang sama sebagai kakak-beradik. Awalnya iseng, eh ujung-ujungnya berantem. dan orangtua jadi penengah untuk mendamaikan kita. Maka dari itu, saya ingin berbagi cerita ini. Terimakasih. :)

Akibat Usil

“Ugh” gerutuku dalam hati. Hari ini sangatlah menyebalkan. Aku tidak membawa tugas sekolah padahal aku telah mengerjakannya dengan susah payah! Dan, sekarang aku diberi tugas tambahan, menyalin pr  tersebut sampai 10 kali! Menyebalkan sekali bukan? Bukan 10 nomer tapi 20 nomor dan semua soal tersebut adalah soal isian. Capek banget pasti. Dan aku tau ulah siapa ini, Adikku! Dia memang sangatlah usil, membuka tas orang tanpa izin, meminjam pulpenku lalu menghilangkannya, mencoret-coreti buku catatanku tanpa sepengetahuanku. Kurasa aku sudah cukup sabar sebagai kakak!
Bukan hanya itu kesialanku hari ini. Pada jam istirahat salah seorang temanku yang bernama Sonya meminjam buku paket IPS ku. “Mad, gua pinjem buku cetak IPS lu dong. Gua lupa bawa nih.” Pinta Sonya. Dengan segera aku berjalan menuju meja ku dan mengambil buku paket IPS ku. “Pulang sekolah nanti jangan lupa dibalikkin loh yah!” pesanku seraya memberikan buku paket IPS yang dia minta. “Siiiiiiipppp, thaks yah!” sahut Sonya dan segera kembali menuju kelasnya.
Kriiiiiiiinnnnngggg.. Bel pulang sekolah pun berbunyi. Ketua kelas menyiapkan kelas untuk memberi salam. Satu per satu murid pun keluar sambil menyalim tangan bu guru. Ternyata Sonya sudah menunggu dari tadi. “Ciiiieee, Doni..” ledek Sonya. Akupun bingung apa yang dimaksudnya, “Doni? Maksudnya?” tanyaku akhirnya pada Sonya. “Nih, liat tulisan yang di buku lu ‘Madeline love Doni love Madeline forever’ ” Akupun terkejut dan langsung menjelaskannya pada Sonya “Itu ade gua yang nulis, tulisan gua ga mungkin sejelek itu!” jelasku. “Gua sih percaya, tapi, kalo anak-anak yang lain ga tau deh. “ sahut Sonya. “Oh iya, nih buku lu, makasih ya. Udah dulu yah, dahh” tambah Sonya sambil melambaikan tangannya dan segera pergi. Aku segera turun setelah menerima buku paket ku, tapi saat aku turun dari tangga semua anak-anak yang melihat ku langsung meledekku “ciee, Doni!” Kali ini adikku benar-benar keterlaluan.
Akupun tiba di rumah, “Gita!” teriakku sambil mencari-cari adikku. “Mad, kenapa teriak-teriak sih? Kamu kan baru pulang.” Tegur mama namun aku tak menghiraukannya. “Gita!” teriakku lagi, akhirnya dia pun muncul “Ada apa sih? Kok pake teriak-teriak segala?” tanyanya. “Masih nanya apa lagi. Lu kan yang ngacak-ngacakin tas gua terus ngeluarin ps/pr Inggris gua? Dan gara-gara ulah lu itu gua disuruh nyalin 10 kali! Satu lagi, nih liat, lu kan yang nulis ini?!” ucapku sambil menunjukkan buku paket ku. “Gara-gara lu gua di ledekin! Hari ini bener-bener sial bagi gua!” tambahku lagi, kali ini aku benar-benar marah. “Yah, maaf..” ucapnya. “Maaf? Berulang kali lu nyoret-nyoretin buku gua dan lu selalu minta maaf tapi nyatanya lo ulangin lagi kan?” sahutku, dan segera pergi ke kamar.
Tanpa sepengetahuanku, mamaku menasihati adikku di ruang tamu. “Git, kamu jangan suka nyoret-nyoretin buku kakakmu, kalau kamu coretin gimana bisa dia belajar?” ucap mama ku mencoba menasihati adikku. “Satu lagi jangan suka ngebongkar-bongkar  tas kakak apalagi sampai ngeluarin buku pelajaran yang udah dia susun? Ntar kalau hilang atau ketinggalan gimana? Kasihan kan?” nasihat mamaku lagi. Kali ini adikku mulai mengerti. Mama segera pergi dan meninggalkan adikku sendirian.
Sementara aku sendiri di kamar. Aku merasa suasana hatiku mulai membaik aku tidak semarah yang tadi. Sekarang aku malah merasa menyesal karena sudah membentak adikku tadi. Tiba-tiba pintu kamarku diketuk. “Ka..” panggil adikku dan segera masuk. Tapi aku hanya diam saja, walau aku tak semarah tadi aku tetap saja masih kesal. Adikku pun mendekati ku, “Ka, maaf ya kalo aku udah sering buat kaka kesal. Aku minta maaf karena aku ngebongkar tas kaka terus ngeluarin buku kaka dan ngebuat kaka di hukum. Aku juga minta maaf  karena udah nyoret-nyoretin buku kaka. Maaf ya kak..” ucapnya tulus sambil mengulurkan tangannya. Akupun tak tega, akhirnya aku membalas uluran tangannya sambil berkata ”janji yah, jangan diulangin lagi.” Pesanku. “Iya aku janji” sahutnya. Akhirnya kamipun berbaikan. Ternyata mama melihat kami dan ikut senang. “Ehm, karena kalian udah baikan, gimana kalo mama bikin goreng pisang?” tawar mama. Aku dan adikku pun saling pandang dan tersenyum lalu bersorak “HOOORRREEEE!!!”

-TAMAT-

Selasa, 31 Desember 2013

Lirik lagu Jadi Seperti-Mu True Worshippers

Jadi Seperti-Mu

BAPA KAU SETIA 
TAK KAN MENINGGALKAN
DAN KU PERCAYA ENGKAU MILIKKU
DAN KU MILIK-MU

KERINDUANKU TINGGIKAN NAMA-MU
KAR’NA KU TAHU ENGKAU DALAMKU
DAN KU DALAM-MU

REFF:
UBAH HATIKU SEPUTIH HATI-MU
SETULUS SALIB-MU
KASIH-MU TUHAN


BIAR MATAKU SEPERTI MATA-MU
PANCARKAN KASIH-MU
KU MAU JADI SEPERTI MU